Beberapa bulan lalu, ada sebuah film pendek Viral yang berjudul “Tilik” atau dalam bahasa Indonesianya, menjenguk. Ini adalah sebuah film pendek, berkisah mengenai segerombolan ibu-ibu yang berniat untuk menjenguk Bu Lurah di sebuah rumah sakit yang ada di kota.

Namun, bukan itu yang menjadi titik fokus dalam film pendek ini, yang membuat film pendek ini menarik adalah kisahnya yang seakan benar-benar menggambarkan kebiasaan ibu-ibu Indonesia kalau sedang berkumpul. Detail seperti menggunakan Truk sebagai alat transportasi juga seakan menambah kesan ‘nyata’ dari film pendek satu ini.

Meski terkesan sederhana, namun film pendek berdurasi 32:34 menit ini benar-benar wajib kita telaah. Apa saja yang bisa kita pelajar dari film pendek ‘Tilik’ untuk kita yang ingin membuat film pendek? Lihat berikut, yuk!

Buka Lebih Dalam “Tilik”

1.Pemilihan Pemain yang Tepat

Pemain di dalam film pendek ini adalah nyawa dari film Tilik sendiri. Bukan hanya pemeran utama, seperti Bu Tejo, saja yang menjadi fokus para penonton, karena para pemain sampingan yang ikut di dalam truk pun juga patut diapresiasi.

Bahkan tak jarang kita menemukan film-film layar lebar yang asal memilih figuran, ini membuat kurangnya kesan alami dari adegan di dalam film tersebut. Nah, di film pendek satu ini, para pemain ibu-ibu yang tidak ikut berbicara pun tampak alami dengan melihat pemandangan, saling mengobrol, dan kegiatan lain yang tidak menonjol namun tidak juga tampak kaku.

2.Menonjolkan Kebiasaan-Kebiasaan Masyarakat Indonesia

Keunikan lain dari film Tilik ini adalah selain berfokus pada omongan Bu Tejo dan teman-temannya, ada juga kebiasaan masyarakat Indonesia yang ikut andil menjadi adegan di dalam film pendek ini. Seperti saat Bu Tejo ingin buang air kecil namun mereka masih harus menempuh jarak yang jauh, Yu Ning memberikan dia karet untuk diikatkan pada jempol, konon katanya ini bisa membantu kita menghilangkan rasa ingin buang air kecil.

3. Tidak Asal Ambil Line Cerita

Keunikan lain yang menjadi fokus dalam film pendek Tilik ini bisa dilihat dari segi cerita yang mereka bawakan, di mana bahasan mengenai Dia, seorang kembang desa yang masih lajang, di mana ini membuat banyak warga yang bergunjing mengenai hal ini.

Para ibu-ibu membicarakan mengenai Dian yang kerap kali jalan bersama dengan om-om, di mana akan menjadi sebuah plot twist di akhir film ini. Yu Ning adalah sosok yang membela Dian, karena ia merasa Dian bukan sosok yang seperti itu, namun Bu Tejo tetap pada pendiriannya yang mengatakan kalau Dian memang simpanan om-om.

Mungkin kita berfikir memang Bu Tejo hanya gosip saja, namun ternyata di akhir film, faktanya Dian memang simpanan dari suami Bu Lurah. Ini seakan menunjukkan kalau tidak semua gosip ibu-ibu itu fitnah, tapi ini tetap tidak boleh dilakukan loh, ya!

4. Pengambilan Gambar yang Menawan

Terakhir yang akan kami bahas adalah dari segi pengambilan gambarnya yang menawan. Di sini bukan hanya di perlihatkan dari sudut pandang di dalam truk saja, namun juga pemandangan sekitarnya. Kita dapat melihat pepohonan yang rindang, sawah, dan pemandangan indah lain yang memang menandakan kalau para ibu-ibu yang sedang naik truk ini berasal dari desa dan hendak pergi ke kota.

Saat sampai ke kota, kita juga bisa melihat kalau bangunan yang ada di sekitarnya sudah berbeda dibandingkan saat mereka masih baru berangkat dari desa.

Itulah beberapa hal yang bisa kita ambil dari film pendek Tilik ini, gimana? Menginspirasi bukan?